kali ini aku mau mosting karyaku lagi, tapi kali ini bukan puisi, karena ini adalah cerpen! iya! CERITA PENDEK!
sebenarnya, gerangan saya menulis cerpen adalah tugas dari guru Bahasa Indonesia. kalo nggak tugas, males banget ngetik banyak buat sepotong cerpen.
okedeh, langsung aja... enjoy!!!
ENTAHLAH APA JUDULNYA, JANGAN HIRAUKAN JUDULNYA, YANG PENTING ISINYA
“Hey, nanti pada ada les nggak?” Riski yang entah dari mana tiba-tiba mengejutkan kami semua. Sore itu tergolong sore yang cerah, awan berjalan beriringan, burung-burung bernyanyi ceria, angin sepoi-sepoi membelai rambut, oh indahnya dunia. Kembali lagi ke tempat tadi, semacam ruangan yang terdapat TV, kasur dan beberapa orang aneh bernama Rizki, Nuning, Bila, dan aku. Sebenarnya di kost masih ada 1 anggota lagi bernama Erva, tapi dasar anak sibuk atau sok sibuk, sejak pulang sekolah dia tidak menampakkan batang hidungnya. Biasanya dia pergi les langsung atau belajar kelompok terlebih dahulu.“Apa banget deh ni anak, masuk tuh salam dulu kek, ketok pintu kek, cium tangan dulu kek, kaget tau!! Kageeet!!!” seru Bila sambil menoyor kepala Riski. “Hehe, maap-maap mpok-mpok yang lagi arisan, kan aye kagak ngarti kalo kaget” ucap Riski dengan cengir kudanya.“Kenapa sih Ris, tumben tanya les kita-kita. Biasanya kamu kan paling males les. Apalagi hari ini, pelajaran di tempat les kamu kan nggak asik banget” kataku. Ya, kami semua hampir tahu kegiatan sehari-hari kami. Mulai bangun tidur sampai rutinitas nggak penting seperti berapa teguk kami minum. Kami adalah anak kost yang aneh, tapi ibu kost kami tidak pernah mengomel tentang kelakuan aneh kami. Beliau hanya mengingatkan kalau kami kelewat ‘nakal’. Tapi itu tidak pernah terjadi karena kami anak yang baik.“Aku lagi pengen pergi nih, males les. Siapa yang mau ikut?” Riski menawar. “Enggak deh, besok aku ulangan sayang, mesti study hard! Babay!” Bila menolak mentah-mentah tawaran sambil bersiap-siap les. “Lalu kalian gimana? Apa pada mau les juga?” Riski membelalakkan matanya padaku dan Nuning. “Aku sih oke-oke aja, asal transport aja yang jamin” timpalku. “Setuju” Nuning akhirnya angkat bicara. “Oke-oke, aku yang nanggung transport becak, oke? Kita pesen di Pak Becak langganan aja. Tugas kalian sekarang adalah siap-siap dan setelah itu pesan becaknya. Aku mau ke depan sebentar” seru Riski sambil berlari keluar.“Ayo sajalah, suntuk banget aku ini, butuh hiburan” kataku pada Nuning, dan kita bergegas untuk siap-siap. Setelah itu aku dan Nuning pesan becak di belakang kost, untung sekali Pak Becaknya baru mau keluar. Aku dan Nuning langsug naik dan menghampiri Riski yang berada di depan kost. “Ayo Ris, naik! Kalo kamu nggak ikut yang bayar nanti siapa?” Nuning teriak dari atas becak, dan Riski setengah berlari menghampiri becak kami.Karena kami bertiga, maka aku sebagai yang paling kecil badannya duduk di depan. Iya, duduk di depan bagian kayu dan besi itu. Sesekali Nuning berada di sampingku dan Riski tidak pernah melakukan hal itu, takut becaknya ‘njempalik’ katanya. “Riski, kita mau ke mana?” kataku, karena yang membayar transport adalah Riski, akupun bertanya. “Aku juga nggak tau nih mbak, terserah deh” Riski menimpali.“Ini jadinya ke mana mbak? Tadi belum bilang lho. Apa mau ke tempat biasa?” tiba-tiba dari belakang Pak Becak bertanya. “Enaknya ke mana pak?” Nuning yang orangya memang aneh akut menimpali seperti itu. “Saya ya nggak tau to mbak, yang mau pergi kan bukan saya. Gimana to mbak” dasar Pak Becak baik hati, timpalan Nuning tadi dianggap serius.“Mbak, aku nggak tau ke mana. Semua tersera padamu, aku begini adanya, ku hormati keputusanmu…..” Riski bernyanyi dan “STOOOOP!” aku dan Nuning teriak bareng. Tidak tahunya malah yang berhenti Pak Becaknya. “Pak, maksud kami yang stop itu Riski pak, bukan becaknya” kata Nuning sambil cengar-cengir.”Ya Allah dek, suara kalian tadi itu keras banget lho, ya sudah. Kita mau ke mana?” Pak Becak bertanya lagi. “Emmm, ya udah deh pak. Kita lurus terus aja, kalo kita pengen belok nanti ya dibelokin aja pak, kita bingung mau ke mana soalnya. Maap ya pak” akhirnya aku memutuskan berkata seperti itu. “Iya deh dek iya, kayak nggak pernah kenal bapak aja. Bapak mah nurut dek. Hahahaha” Pak Becak yang memang pengertian berkata sambil tertawa.“Mbak, aku laper” Riski tiba-tiba nyeletuk. “Makan dongzz” Nuning menjawab sambil ngecek dompet. “Iya mbak, aku tau kalo laper tu makan, tapi makan di mana sayang?? Masa di hatimu? Enggak banget deh” Riski nyerocos. “Ya udah, pak belok kanan, kita ke Suka-Suka aja. Udah lama nggak ke sana dan yang terdekat ini” kataku akhirnya.Setelah sampai, kami turun dan Pak Becak pamitan mau ketemu temannya di seberang jalan. Kita pun memilih makanan-nunggu pesanan-foto-foto-makan minum-cuci tangan. Ya seperti rutinitas makan seperti biasanya. Tanpa di duga, Riski ternyata mentraktir kita! Horeeee! Sebagai anak kost, aku dan Nuning CINTA GRATISAN. Yah, meski Riski juga anak kost, tapi dia selalu ada saja beberapa receh untuk mentraktir kami.Setelah menaiki becak lagi, kita bingung lagi mau ke mana. “Ayo nge-game!!” seru Nuning tiba-tiba. “Nge-game? Hmmmmm” aku kurang setuju dengan acara nge-game karena menurutku hal itu membuang-buang uang. “Yaelah mbak, kan kita juga udah lama nggak nge-game bareng! Ayolahh, tapi kali ini no traktir. Hehehhee”. Karena Riski berkata seperti itu, ada benarnya, kami memang sudah lama nggak nge-game bareng. Meski tanpa traktiran dari Riski, kami akhirnya main game selama kurang lebih 1 jam karena hari beranjak petang.“Sodara-sodara! Kita kelupaan satu tempat!!!” aku tiba-tiba teriak. “Woy mbak!! Sante mbak! Sante!!!” Riski dan Nuning juga tiba-tiba menjawab teriakanku itu. “Jangan bilang kamu kelupaan ke kamar mandi mbak!” “Jangan bilang kamu kelupaan jejak kaki” “Jangan bilang kamu nggak bawa tusuk gigi gratisan” “Jangan bilang koin game mu masih 10 dan kamu nimbun itu!” Riski dan Nuning tiba-tiba berkata seperti itu.“Bukan itu semua pemirsa!! Kita hanya kelupaan satu tempat, dan itu wajib!!!” kataku akhirnya. “Tempat apa mbak?” tanya Riski. “Kita kelupaan mampir minimarket buat stock jajanan kita!!!!” seruku akhirnya. “Oh, iya! Pak, puter balik, kita ke mini market kanan jalan tadi!” Nuning tanpa dikomando malah sudah menyuruh Pak Becak untuk putar balik.Setelah mampir ke mini market tersebut, kami pulang ke kost dengan beberapa jajan kesukaan kami. Di mini market, Riski yang notabenenya anak baik hati nan sabar, membelikan kami beberapa jajanan juga.Setelah sampai di depan kost dan Riski membayar becak, kami masuk ke kost. Ternyata Bila sudah selesai les dan Erva sudah menyambut kami dengan gigi-gigi putihnya dan kita dengan senyum merekah mengiringi langkah kami masuk kamar dan membuka semua barang bawaan kita.Setelah selesai menata letak barang-barang, kami akhirnya istirahat sejenak untuk sholat, bersih-bersih, tiduran, dan nonton TV. Dan sambil menonton TV, kita belajar dan makan bersama. ~TAMAT
gimana gimana? keren? kece? lucu? unik? garing? spektakuler?
yah inilah karyaku yang bukan pertama. terimakasih udah nyempetin baca cerpen gak jeas ini ya!! makasih! :* (kecup)
oh iya, cerpen ini aku dedikasikan untuk tokoh-tokoh yang ada di cerpen tersebut.. lap yu ol! :* * *
wassalam